Sby, pedulirakyat.id
Seni tari tradisi rupanya masih diminati siswa. Baik TK, SD, SMP, SMA, SMK maupun Perguruan Tinggi.
Seperti seni tari alit, madya pun gedhe. Misal, Tari Sak Cokro, Tari Remo, Tari Gandrung, Tari Jatilan, semuanya masih diajarkan di sanggar-sanggar tari.
Suwitaning Agustin, S. Pd, Guru Bahasa Indonesia dan BK di SMK Khoiriyah, Sumobito, Jombang mengatakan bahwa ekstra kurikuler seni masih berjalan. “Ekstra kurikuler seni diadakan seminggu sekali,” katanya.
Sama halnya Drs. Yoni Triono, MM, pelaku seni dan sangat energik untuk memajukan seni dan berkesenian, mengutarakan jati diri bangsa adalah seni budaya. “Nilai seni budaya bangsa yang dihormati oleh bangsa-bangsa lain,” tegasnya.
Guru Bahasa Indonesia di SMK Mahardhika Surabaya ini memaparkan ekstra kurikuler seni budaya berlangsung dengan baik di sekolahnya. Baik seni tari klasik, modern, seni suara dan lainnya.



“Ekstra seni banyak peminatnya,” tambah pemusik ini dengan senyum ramah.
Ir. Sumarno, MM, Dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo juga membenarkan ekstra seni masih banyak diminati di perguruan tinggi.
Dra. Hj. Niniek Widarti, pensiun guru SMAN 1 Kedungwaru, Tulungagung mengatakan bahwa dirinya dulu pelatih tari. Bahkan siswanya acapkali lomba tari sampai ke Surabaya.
“Dulu kalau siswa saya lomba, saya selalu mendampingi. Bahkan lomba ke Surabaya, saya juga mendampingi,” terang Niniek Widarti.
Citizen – poedianto.