LKS Ajang Kreatifitas

admin
admin Juli 25, 2022
Updated 2024/08/29 at 10:52 PM

Sby, pedulirakyat.id
Rahindriati Rahaju, S. Pd,, Abdul Kudus, S. ST. Par, MM, Rangga Galung Rihardika, S. ST. Gadah Par, ketiganya Guru Pembimbing Lomba Tourist Industry, telah berhasil mengantar anak didiknya, Shalomitha Manna kelas 12 UPW bisa melaju ke lomba tingkat provinsi. Sama halnya Edi Pranoto, S. Pd, MM, Aris Susanto, S. Pd, Novi Ariyani, S. Pd, Rakensyahri, S. Pd, semuanya Guru Pembimbing Lomba Culinary, juga berhasil bahwa siswanya maju ke lomba tingkat provinsi. Yaitu M. Bagas Prasetiyo, kelas 12 Tata Boga.

Abdul Kudus, S.ST,. Par.MM

Sudah barang tentu kedua siswa unggul dari SMK Pariwisata Satya Widya Surabaya tersebut berhasil masuk lima besar pada lomba tingkat Wilker (Wilayah Kerja). Satu Wilker terdiri dari beberapa kabupaten dan kota.

“Semoga menang di tingkat provinsi dan maju ke tingkat nasional. Amin,” doa Drs. M. Gufron, Guru Agama Islam SMK Pariwisata Satya Widya Surabaya.

Setelah LKS (Lomba Kompetensi Siswa) SMK tingkat Wilker usai beberapa waktu lalu.

Ini diadakan seiring masa PPKM level 3 di wilayah Surabaya dan sekitarnya dicabut. Euforia dan kegembiraan seharusnya terpancar dari kegiatan LKS tersebut. Sebab jumlah peserta untuk bidang Lomba Tourist Industry meningkat. Tahun lalu jumlah pesertanya 11, tetapi tahun ini 16 peserta, karena kuota peserta ditambah, dari 3 peserta tiap Wilker menjadi 5 peserta. Oleh karenanya semakin kompetitif. Demikian penjelasan Akhir Purnomo, M. Pd sebagai penanggung jawab Lomba Tourist Industry yang bertempat di SMK Negeri 10 Surabaya.

Mokhamad Ikhuwan, M. Pd, Guru Bahasa Jepang SMA Muhammadiyah 1 Taman Sidoarjo mengatakan LKS sebagai ajang kreativitas dan imajinasi dalam mewujudkan kemampuan dan keterampilan siswa.

M.Ichuwan, M.Pd

“Semoga para peserta lomba mampu mengukir prestasi tertinggi di ajang LKS ini,” harap Mokhamad Ikhuwan.

Siswa SMK Pariwisata Satya Widya Surabaya berhasil maju ke lomba tingkat provinsi setelah unggul di lomba tingkat wilayah kerja (Wilker) Surabaya. Yaitu M. Bagas Prasetiyo, kelas 12 Jurusan Tata Boga pada lomba Culinary di SMK Negeri 6 Surabaya dan Shalomitha Manna, kelas 12 Jurusan Usaha Perjalanan Wisata (UPW) pada lomba Tourist Industry di SMK Negeri 10 Surabaya.

Sementara itu Drs. Mulyadi, Guru Matematika SMK Negeri 12 Surabaya berpendapat diadakannya LKS tidak sekadar untuk seremonial, tetapi betul-betul digunakan sebagai ajang pencarian kemampuan dan keterampilan kompetensi siswa yang berkualitas.

Harapan banyak orang bahwa dilaksanakannya lomba-lomba di segala bidang, akan bisa menelorkan siswa-siswa unggul di bidang masing-masing. Seperti perkebunan, perikanan, mesin, perhotelan, pariwisata, tata boga, pemasaran, perkantoran, seni dan bidang-bidang lain. Karenanya untuk menjadi siswa yang unggul harus belajar, melatih serta senantiasa mengasah diri terus-menerus di setiap momentum. Magang kerja, praktik di sekolah, mengikuti lomba serta segala upaya peningkatan diri lainnya.

-Budaya Kompetisi-

Berbagai lomba untuk siswa sering diadakan. Baik oleh pemerintah maupun pihak swasta. Tentu saja bermanfaat bagi kemajuan dunia pendidikan.

Drs.Ec. Margiono, MM

Prihartono, S. Pd, S. Sn, Guru Seni Budaya SMP/SMA YPM, Sepanjang, Sidoarjo memandang seringnya adanya lomba untuk siswa (termasuk LKS SMK) akan menjadi budaya kompetisi. Dan ini manfaatnya sangat besar bagi sekolah.

“LKS akan mendorong ke budaya kompetisi. Dan menciptakan mental-mental juara bagi siswa. Harapan kami LKS tidak hanya berskala nasional, tetapi bisa ke jenjang internasional,” kata Prihartono yang juga berprofesi sebagai pelukis ini.

“Tidak ada kesulitan. Kan kami sering mengikuti LKS. Tetapi harapan kami siswa yang juara diberi kemudahan bekerja atau masuk perguruan tinggi negeri,” kata Sri Rejeki, S. Pd, S. Tr. Par, Guru Tour Planing, SMK Negeri 1 Kota Malang di area lomba.

Yang dilombakan pada Tourist Industry ialah Tour Guiding, Tour Planing dan Ticketing Reservation. Rangga Galung Rihardika, S. ST. Par, Guru Pembimbing yang ganteng ini mengutarakan bahwasannya dengan ikut lomba, setidaknya sekolah bisa mengetahui sejauh mana kompetensi siswanya.

“Sebab yang dijual adalah pengetahuan dan kemampuan. Apalagi kelak sudah masuk di dunia kerja,” ujar Rangga Galung Rihardika.

Dengat semangat lomba Tourist Industry tampak peserta lomba Shery Anjani dari SMK Muhammadiyah 8 Siliragung Banyuwangi, Tarisya Dwiyanti dari SMK Negeri 1 Jember, Amelia Tri Wahyuni dari SMK Negeri 1 Boyolangu Tulungagung.

Citizen – Poedianto

Share this Article
Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *