Jangan Melupakan Sejarah

admin
admin Desember 25, 2024
Updated 2024/12/25 at 8:58 PM

Oleh: Poedianto.

Peringatan Hari Pahlawan diadakan di sekolah-sekolah. Guru, siswa, staf kantor mengenakan pakaian perjuangan, pakaian adat, pakaian kesehatan dan pakaian yang bernuansa sejarah. Karnaval, lomba-lomba dijalankan. Semua ini esensinya untuk mengingat sejarah bangsa.

Para siswa tampak senang ikut acara di sekolahnya, sebab sebagai siswa wajib memperingati hari besar nasional. Peringatan Hari Pahlawan untuk mengingat para pahlawan yang berjuang demi kemerdekaan Indonesia. Maka dari itu peringatan tersebut dilakukan dengan gembira. Siswa sangat antusias mengikuti peringatan Hari Pahlawan dan mengikuti lomba di sekolahnya. Ada lomba pidato, baca puisi, busana dan lomba lainnya. Memang tampak sumingrah wajah-wajah para siswa. Setidaknya bisa sebagai hiburan. Lomba diikuti para siswa, guru dan segenap keluarga besar sekolah. Semua acara lomba sesuai dengan kemampuan siswa. Ini bisa untuk contoh acara lomba-lomba pada acara ke depan.

Semua aneka lomba dari fase ke fase jalannya tidak mengalami kendala yang signifikan.
Peringatan Hari Pahlawan akan menambah rasa cinta tanah air dan bela negara yang tanpa pamrih.Semua siswa selama mengikuti berbagai lomba di sekolah banyak yang mendapat hadiah. Dalam pelaksanaan, ada yang seru, ada yang lucu.

Beberapa siswa mengaku happy, banyak moment yang bisa menambah wawasan siswa. Ini bukti, betapa siswa mencintai sekolah, guru serta teman dan pada gilirannya mencintai bangsa dan negara. Wajah-wajah gembira yang tampak selama memperingati Hari Pahlawan sudah jelas cerminan kalbu yang paling dalam. Sebuah kejujuran mencintai bumi pertiwi.

Untuk memupuk jiwa cinta bangsa dan cinta negara, yaitu dengan mengadakan peringatan Hari Pahlawan dan hari-hari besar nasional lainnya.

Mengenang sejarah bangsa harus lengkap. Menghormati para pejuang bangsa dalam bentuk pengibaran Sang Merah Putih, menghayati teks Pancasila, teks Pembukaan UUD 1945 dan Konstitusi Negara yaitu UUD 1945.

Setiap memperingati hari-hari besar nasional, seperti memperingati Hari Pahlawan, ini mengingatkan bahwa kemerdekaan Negara Republik Indonesia diperoleh dengan daya upaya berjuang dan doa oleh segenap rakyat Indonesia. Korban tenaga, harta dan nyawa. Karenanya kemerdekaan yang sudah didapat harus dipertahankan oleh generasi-generasi penerus.

Siswa harus mempunyai jiwa nasionalis yang tinggi. Tekun belajar, hormat pada orang tua, patuh pada guru, sayang pada teman dan taat pada aturan sekolah.
Ini tak lepas saat PPDB dan MPLS (Pendaftaran Peserta Didik Baru dan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah).

Sudah barang tentu materi yang diberikan saat MPLS bernuansa cinta lingkungan sekolah, cinta tanah air, cinta bangsa dan negara. Harapannya adalah siswa yang berbudi luhur, sopan santun, religius dan berjiwa patriotik. Kesemua ini tak luput dari dengung yang terus menerus dikumandangkan lewat pembelajaran di kelas.

Kalau sudah demikian, maka jalannya pendidikan akan mendapatkan manfaat. Ibarat perahu layar tak akan oleng. Dengan demikian, muatan yang di dalamnya juga bisa tenang. Siswa, guru dan tenaga kependidikan akan fokus dalam proses belajar mengajar yang menuju pencerdasan anak-anak bangsa.

Untuk menjadikan anak-anak muda mencintai negara, maka jangan sekali-kali melupakan sejarah.
Baik sejarah bangsanya atau bangsa-bangsa lain.

Belajar sejarah bagi siswa adalah siswa belajar kehidupan bangsa-bangsa. Tentang sosiologi, antropologi, ekonomi, budaya, religi dan pasang surut kehidupan di suatu komunitas bangsa. Termasuk bangsa Indonesia.

Indonesia diapit dua lautan dan dua benua. Bentang inilah, Indonesia menjadi sebuah wilayah yang subur.

Terutama tentang hasil rempah-rempah yang melimpah ruah. Kondisi inilah yang dilirik oleh bangsa asing. Seperti bangsa Inggris, Belanda, Portugis, dan bangsa asing lainnya. Mereka mencari rempah-rempah. Sementara daerah-daerah penghasil rempah-rempah sudah dimiliki dan dikuasai oleh kerajaan-kerajaan lokal. Maka yang terjadi adalah saling berebut otoritas penguasaan daerah penghasil rempah-rempah tersebut. Lalu, politik devide it Impera dipakai oleh bangsa asing. Adu domba antar kerajaan, adu domba antar bangsawan di satu kerajaan. Taktik inilah yang mengakibatkan penjajahan selama beratus tahun. Perlawanan ada di setiap kerajaan. Perlawanan-perlawanan lokal terhadap penjajah rupanya mengalami pasang surut. Seperti perang Diponegoro. Aceh, Maluku dan daerah lainnya.

Kemudian muncul ide membentuk organisasi yang berazaskan nasional. Tanggal 20 Mei 1908 di Jakarta terbentuklah sebuah organisasi kebangsaan.Boedi Oetomo yang didirikan oleh para pelajar School tot Opleinding Van Inlandsche Artsen (STOVIA) yang dimotori dr. Soetomo dan kawan-kawan. Dilanjutkan tanggal 27-28 Oktober tahun 1928 berdiri organisasi pemuda yang melahirkan “Sumpah Pemuda” oleh Moh. Yamin dan kawan-kawan. Esensinya yaitu sebuah sumpah peneguhan, satu bangsa, satu tanah air dan satu bahasa. Dan puncaknya melahirkan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang dipimpin Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta, mewakili rakyat Indonesia.
***

Poedianto, Guru SMK Pariwisata Satya Widya Surabaya.

Share this Article
Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *