Internet Sebagai Sumber Belajar

admin
admin November 5, 2025
Updated 2025/11/05 at 10:40 AM

Surabaya, pedulirakyat.id

Dr. Sunu Catur Budiyono, Dosen Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, memaparkan bahwa era sekarang sudah demam internet. Internet dipakai sebagai sumber informasi, internet juga digunakan untuk media belajar.
“Internet memberikan jawaban yang sangat logis. Oleh karenanya digunakan sebagai sumber informasi dan sumber belajar,” kata Pak Sunu, panggilan akrabnya. Dosen sastra ini juga mengatakan semua ditanyakan ke internet. Misalnya, ingin tahu nama pohon. Pohon difoto, diunggah, lalu muncul nama pohon tersebut.

Sementara di tempat lain, Dr. Wijayadi, Dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya menyoroti berbagai macam tes. Baik untuk pendidikan, pekerjaan atau yang lain, semua bentuk tes harus obyektif. Seperti tes kemampuan akademik (TKA) yang diselenggarakan tahun 2025 di sekolah.
“TKA adalah sebuah kebutuhan. Baik merupakan standar nilai, melihat kemampuan individu siswa, maupun untuk standar kualitas setiap sekolah,” papar Wijayadi.

Dosen senior ini merasa prihatin, sebab selama ini kelulusan siswa tidak mempunyai nilai yang berstandar nasional. Sebab nilai yang didapat hanya dari pihak sekolah masing-masing. Namun dengan adanya TKA, setiap kelulusan siswa mempunyai nilai standar nasional.
Memang TKA masih berupa anjuran dan hanya untuk siswa yang akan melanjutkan belajar di perguruan tinggi.
“TKA hanya untuk siswa yang akan ikut seleksi di perguruan tinggi,” kata Wijayadi.

Materi TKA yang wajib, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Matematika. Untuk materi pilihan, banyak sekali. Misal, siswa yang mau kuliah di teknologi, materi pilihannya adalah pelajaran eksak. Untuk bisa mengikuti TKA, siswa menulis pernyataan ikut TKA serta diketahui orang tua siswa. TKA merupakan fase kognitif ke struktutif. Artinya, berpikir luas dan mendalam.

Banyak sekolah sudah menyiapkan diri menjelang diberlakukan TKA. Seperti mengadakan simulasi, tryout yang bekerjasama dengan lembaga pendidikan dan upaya-upaya lain agar siswanya bisa mencapai standar nilai yang memadai. Dengan demikian bisa melanjutkan ke perguruan tinggi yang dipilihnya. Diharapkan hasil TKA baik.

Wijayadi juga mengatakan bahwa TKA itu sesuai dengan payung besar yang berangkat dari kognitif berkelanjutan pada struktutif. Ini berdasarkan pada pembelajaran taksonomi Bloom. Yaitu membangun kompetensi siswa.

“Pada prinsipnya setuju dengan TKA. Karena terwujudnya capaian setelah terjadi proses pembelajaran. Yaitu standar nilai dan standar kompetensi. Hasil ini bisa dilihat setelah mengikuti TKA,” kata Wijayadi, dosen yang gemar membaca karya sastra ini.

Di perguruan tinggi memang mencari calon mahasiswa terbaik agar bisa lulus. Tidak putus di tengah jalan karena di DO. Karena itu, harus baik nilai TKA. Apalagi ngin kuliah di perguruan tinggi negeri harus lewat seleksi.

TKA bukan syarat untuk kelulusan siswa. Sebab tidak semua siswa akan melanjutkan belajar di perguruan tinggi.
Hasil TKA untuk ukuran standar nilai.TKA akan mendorong belajar lebih sungguh-sungguh. Ini akan menjadi dorongan meningkatkan potensi.
Dengan adanya TKA, semuanya akan terstandar. Baik hasil nilai atau potensinya.

Poedianto

Share this Article
Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *